Intelegensia Pelajar Sebagai Equilibrium Kemajuan Organisasi Berkelanjutan
Penulis : Akbar Maulana (PAC IPNU Beji)
Pendahuluan
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Intelegensi/intelligence atau kecerdasan diartikan dalam berbagai dimensi oleh para ahli. Donald Stener, seorang Psikolog menyebut intelegensi sebagai suatu kemampuan untuk menerapkan pegetahuan yang sudah ada untuk memecahkan berbagai masalah. Tingkat intelegensi dapat diukur dengan kecepatan memecahkan masalah-masalah tersebut. Organisasi yang mampu memanfaatkan intelegensia pelajar akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan.
Kata equilibrium berasal dari bahasa Latin aequilībrium yang berarti keseimbangan atau sepadan. Teori equilibrium merupakan teori yang menggaris bawahi pada hubungan yang seimbang dan harmonis diantara perempuan dan laki-laki.
Pelajar adalah orang-orang yang ikut serta dalam proses belajar. Menurut Nasution, belajar merupakan kegiatan mengumpulkan dan menambah sejumlah ilmu dan pengetahuan, sedangkan pelajar adalah pelakunya. Menurut Galpin dkk. (2015), membangun budaya keberlanjutan di semua tingkat organisasi dimulai dengan melibatkan keberlanjutan dalam proses manajemen strategis organisasi. Ini berarti bahwa keberlanjutan harus meresap ke dalam pernyataan misi, sistem nilai, penetapan tujuan, dan strategi perusahaan. Keberlanjutan kemudian akan terus memengaruhi pendekatan SDM organisasi, seperti perekrutan, promosi, dan pelatihan.
Latar Belakang
Intelegensia pelajar mencakup kemampuan kognitif, emosional, dan sosial yang dimiliki oleh individu dalam konteks pendidikan. Intelegensia ini tidak hanya terbatas pada kemampuan akademis, tetapi juga mencakup kreativitas, kemampuan beradaptasi, dan keterampilan interpersonal. Pelajar yang memiliki intelegensia tinggi cenderung lebih inovatif dan mampu berpikir kritis, yang merupakan aset berharga bagi organisasi. Dalam konteks ini, intelegensia pelajar menjadi landasan bagi pengembangan ide-ide baru yang dapat mendorong kemajuan organisasi.
Peran Intelegensia Pelajar dalam Organisasi
Organisasi berkelanjutan memerlukan individu yang tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga kemampuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut dalam praktik. Pelajar dengan intelegensia tinggi dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan strategi organisasi. Mereka mampu menganalisis masalah secara mendalam, merumuskan solusi yang inovatif, dan berkolaborasi dengan baik dalam tim. Dengan demikian, intelegensia pelajar
menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan adaptif. Salah satu contoh nyata adalah ketika pelajar terlibat dalam proyek penelitian yang berkaitan dengan keberlanjutan. Mereka dapat mengidentifikasi masalah lingkungan, merancang solusi yang inovatif, dan mengimplementasikannya dalam konteks organisasi. Hal ini tidak hanya meningkatkan kesadaran akan isu-isu keberlanjutan, tetapi juga menciptakan budaya inovasi di dalam organisasi.
Keseimbangan dalam Kemajuan Organisasi
Keseimbangan dalam kemajuan organisasi berkelanjutan dapat dicapai melalui integrasi intelegensia pelajar dalam setiap aspek operasional. Organisasi yang mengedepankan inovasi dan keberlanjutan perlu melibatkan pelajar dalam proses pengambilan keputusan. Dengan melibatkan pelajar, organisasi dapat memperoleh perspektif baru yang segar dan relevan dengan perkembangan zaman. Hal ini tidak hanya meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, tetapi juga menciptakan rasa memiliki di kalangan pelajar terhadap organisasi.
Sebagai contoh, beberapa perusahaan telah mengadopsi model kolaboratif yang melibatkan pelajar dalam pengembangan produk baru. Dengan cara ini, pelajar dapat memberikan masukan yang berharga berdasarkan tren dan kebutuhan pasar yang mereka amati. Keterlibatan ini menciptakan sinergi antara pelajar dan organisasi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan daya saing organisasi di pasar.
Tantangan dan Solusi
Meskipun intelegensia pelajar memiliki potensi besar, terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi:
1. Kesenjangan antara Teori dan Praktik:
Banyak pelajar yang memiliki pengetahuan teoritis yang kuat, tetapi kesulitan dalam menerapkannya dalam situasi nyata.
• Solusi: Organisasi perlu menciptakan program magang, pelatihan, dan kolaborasi dengan institusi pendidikan. Dengan cara ini, pelajar dapat mengasah keterampilan praktis mereka dan menerapkan intelegensia mereka dalam konteks yang lebih luas.
2. Kurangnya Dukungan dari Organisasi:
Beberapa organisasi mungkin tidak memiliki budaya yang mendukung inovasi dan partisipasi pelajar.
• Solusi: Organisasi harus menciptakan lingkungan yang mendukung kreativitas dan inovasi. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan ruang bagi pelajar untuk bereksperimen dan mengembangkan ide-ide mereka tanpa takut akan kegagalan. Dengan menciptakan budaya yang mendukung, organisasi dapat memaksimalkan potensi intelegensia pelajar.
3. Keterbatasan Sumber Daya:
Tidak semua organisasi memiliki sumber daya yang cukup untuk melibatkan pelajar secara efektif.
• Solusi: Organisasi dapat menjalin kemitraan dengan institusi pendidikan untuk mendapatkan dukungan dalam bentuk sumber daya, pelatihan, dan akses ke penelitian terbaru. Dengan kolaborasi ini, organisasi dapat memanfaatkan intelegensia pelajar tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar.
4. Perbedaan Generasi dan Perspektif:
Terkadang, terdapat perbedaan pandangan antara pelajar dan manajemen organisasi yang dapat menghambat kolaborasi. Pelajar mungkin memiliki ide-ide yang segar dan inovatif, tetapi sulit untuk diterima oleh pihak manajemen yang lebih berpengalaman.
• Solusi: Untuk mengatasi masalah ini, organisasi perlu menciptakan forum diskusi yang terbuka di mana pelajar dan manajemen dapat bertukar ide.
Melalui workshop, seminar, atau sesi brainstorming, kedua belah pihak dapat saling memahami perspektif masing-masing. Ini tidak hanya akan memperkaya ide-ide yang dihasilkan, tetapi juga membangun hubungan yang lebih baik antara generasi yang berbeda.
5. Keterbatasan Waktu dan Komitmen:
Pelajar sering kali memiliki banyak tanggung jawab, baik di sekolah maupun di luar sekolah, sehingga sulit bagi mereka untuk terlibat secara penuh dalam proyek organisasi.
• Solusi: Organisasi dapat menawarkan fleksibilitas dalam keterlibatan pelajar.
Misalnya, mereka dapat menyediakan proyek jangka pendek atau tugas yang dapat diselesaikan secara remote. Dengan cara ini, pelajar dapat berkontribusi tanpa merasa terbebani oleh komitmen yang terlalu besar.
Beberapa organisasi telah berhasil memanfaatkan intelegensia pelajar untuk mencapai kemajuan berkelanjutan. Misalnya, perusahaan teknologi yang melibatkan mahasiswa dalam proyek penelitian dan pengembangan. Melalui kolaborasi ini, perusahaan tidak hanya mendapatkan ide-ide inovatif, tetapi juga membangun hubungan yang kuat dengan institusi pendidikan. Hal ini menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan, di mana pelajar dapat belajar dari pengalaman praktis dan organisasi dapat mengakses bakat-bakat muda yang kreatif.
Contoh lain adalah perusahaan yang mengadakan kompetisi inovasi di kalangan pelajar. Dalam kompetisi ini, pelajar diminta untuk merancang solusi untuk masalah yang dihadapi oleh perusahaan. Ide-ide terbaik kemudian diimplementasikan, dan pelajar yang terlibat mendapatkan pengalaman berharga serta kesempatan untuk berkarir di perusahaan tersebut. Ini menunjukkan bagaimana organisasi dapat memanfaatkan intelegensia pelajar untuk mencapai tujuan keberlanjutan sambil memberikan manfaat bagi pelajar.
Kesimpulan
Intelegensia pelajar memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan keseimbangan kemajuan organisasi berkelanjutan. Dengan memanfaatkan potensi intelegensia pelajar, organisasi dapat meningkatkan inovasi, kreativitas, dan adaptabilitas mereka. Meskipun terdapat tantangan dalam mengintegrasikan intelegensia pelajar ke dalam praktik organisasi, solusi yang tepat dapat membantu mengatasi hambatan tersebut. Oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk menjalin kemitraan dengan institusi pendidikan dan menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan intelegensia pelajar.
Dengan demikian, pelajar tidak hanya menjadi agen perubahan, tetapi juga pilar utama dalam mencapai kemajuan berkelanjutan. Melalui kolaborasi yang erat antara pelajar dan organisasi, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan intelegensia pelajar, organisasi tidak hanya akan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih luas. Oleh Karena itu, intelegensia pelajar bukan hanya sekadar aset, tetapi juga merupakan kunci untuk mencapai keseimbangan dalam kemajuan organisasi berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
https://tanjabbarkab.go.id/kenali-potensi-intelegensi-anda/
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-equilibrium/
https://jogja.polri.go.id/yogyakarta/tribrata-news/online/detail/pengertian-pelajar-menurut-para-ahli.html
https://2030.builders/how-to-build-sustainability-culture-oraginasation/
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2199853122009866
https://www.yarooms.com/blog/why-your-organizational-sustainability-strategy-should-be-based-on-data
https://ipnudiy.or.id/2024/03/05/melampaui-batas-transformasi-organisasi-pelajar-menuju-kesuksesan-bersama/
https://repositori.kemdikbud.go.id/12351/1/Pendidikan%20untuk%20Pembangunan%20Berkelanjutan%20di%20Indonesia%20Implementasi%20dan%20Kisah%20Sukses.pdf
https://porosmaju.com/2023/07/28/pelajar-dan-sustainable-development/
http://repository.uki.ac.id/10900/1/DampakEkonomiGIGdanBisnisDigital.pdf
https://esdindonesia.id/article/16