Pemerintah Desa Tenggilis Kecamatan Gondang Wetan Kabupaten Pasuruan bersinergis dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan, dengan membangun Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) di dusun Dara, dalam mengatasi sampah yang ada di masyarakat, Senin (8/11).
Menurut Kepala desa Tenggilis Nur, saat diklarifikasi oleh media ini mengatakan prihal proses pembangunan TPA yang berlokasi di sebelah utara Lapangan sepak bola dusun Dara, melalui pengajuan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dimana pengerjaannya sudah 75 %.
Meski masih mengalami kendala keterlambatan dalam pengerjaannya, diantaranya terkait proses pencairan anggaran yang saat ini masih dalam pemasangan pondasi untuk kontruksi kanopi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Memang ada ketelambatan karena ada beberapa kendala mas, dalam pengajuan dan realisasinya pada waktu itu mundur 1 bulan dan ditargetkan sampai akhir tahun ,” kata kades.
“Untuk pencairan anggarannya itu melalui beberapa tahapan mas,selain untuk pembangunan,ditahap kedua kemarin untuk pembelian 2 motor Tossa untuk pengangkut sampah dan konveyor alat pemilah sampah,” tuturnya.
Disinggung masalah pembuangan sampah yang berada di pigir jalan, depan pintu proyek pembangunan TPA tersebut, kades menjelaskan, “itu berdasarkan usulan masyarakat mas,karena sebelumnya sampah itu menumpuk di selatan lapangan dan berbau,akhirnya diambil kesepakatan untuk sementara ditaruh di depan pembangunan TPA itu,” terang nur selaku kades tenggilis.
Masih menurut kepala desa tenggilis, kalau dibuang didalam proyek baunya mas, kan kasihan sama orang yang bekerja dan mengganggu aktifitas para pekerja.
Dan perlu diketahui sesuai dengan aturan proyek apabila sebuah proyek bangunan yang progresnya belum selesai dan belum diresmikan oleh dinas terkait tidak boleh untuk ditempati atau dipergunankan.
Ditempat terpisah terkait biaya angkut yang 10 ribu, wartawan dilapangan mendapat informasi langsung dari petugas angkut sampah dilokasi, yang mana biaya itu sudah disepakati berdasarkan musyawarah bersama, dan masyarakat sudah setuju karena biaya tersebut untuk akomodasi pembiayaan perawatan alat dan gaji petugas.
“Uang itu yang 6 ribu buat biaya perawatan dan 4 ribu untuk gaji 6 orang mas, itupun kami minta setiap 15 hari sekali karena kebutuhan banyak,” jelas petugas sampah saat dilokasi. (pur/tim)